
5 Cara Selamatkan Keuangan saat PHK akibat COVID-19 Merajalela
5 Cara Selamatkan Keuangan saat PHK akibat COVID-19 Merajalela
5 Cara Selamatkan Keuangan saat PHK akibat COVID-19 Merajalela – Arus pemutusan hubungan kerja (PHK) pada tengah wabah COVID-19 kian deras dalamĀ berbagai daerah, terutama Ibu Kota. Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Rosan Roeslani, menyebut jumlah pekerja terdampak virus corona atau COVID-19 mencapai 6 juta orang pada akhir Juni.
Melansirkan dari https://coloradofarmers.org/ Jumlah tersebut, baik yang terrumahkan maupun mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK) akibat virus corona. Dampak pandemik ini memang sangat nyata dalam melemahkan berbagai sektor perekonomian.
Lalu, apa yang perlu lakukan untuk menjaga agar kondisi keuangan tetap aman untuk bertahan bagi kamu yang terkena dampak PHK. Sedangkan bagi kamu yang tidak terkena PHK, apa saja yang perlu kamu persiapkan untuk mengantisipasi jika hal terburuk datang?
Simak langkah-langkah berikut!
1. Atur ulang pos-pos pengeluaran, pangkas dana tersier
Perencana Keuangan dari Finansialku, Melvin Mumpuni mengatakan, masyarakat perlu membuat perhitungan keuangan ulang. Atur pengeluaran seminimal mungkin. Pangkas beberapa alokasi terutama untuk hal-hal tersier.
“Dalam kondisi seperti ini, orang-orang harus mulai berubah dan sadar. Kalau pemasukan sulit berarti mau gak mau harus kontrol pada pengeluarannya. Tahan d’iri dulu. Kurangi belanja online, itu tersier. Tahan dulu, sampai keadaan aman,” kata Melvin kepada IDN Times.
2. Manfaatkan bantuan sosial dari pemerintah
Untuk orang-orang yang benar-benar kesulitan atau PHK, kata Melvin, pemerintah sudah menyediakan bansos. Masyarakat bisa memanfaatkan bansos tersebut. Selain itu, pihak perusahaan juga bisa mendata karyawan terdampak PHK untuk mendapatkan manfaat kartu pra kerja.
“Orang yang kasih amanat untuk menyalurkan bantuan juga tolong jangan korupsi. Kalau memang tidak berhak menerima, jangan ambil dulu, kasih ke orang yang butuh,” lanjut Melvin.
3. Manfaat asuransi kesehatan gratis dari program CSR
Melvin mengatakan, saat ini beberapa perusahaan asuransi bekerja sama lewat agent insurance memberikan CSR berupa proteksi kesehatan gratis. Hal itu bisa manfaatkan oleh masyarakat yang tak memiliki asuransi.
“Manfaatkan itu. Cari infonya, kemudian daftar. Karena yang terpenting saat ini adalah survival,” jelasnya.
4. Hindari utang untuk kebutuhan hidup
Melvin mengatakan hindari berutang pada pinjaman online (pinjol). Sebab, tidak ada yang tahu sampai kapan wabah COVID-19 akan berakhir. Sementara, tenor pengembalian pinjol berkisar antara 7 hari hingga 1 bulan.
“Kamu gak bisa jamin apakah 7 hari ke depan kamu sudah punya uangnya untuk lunasin itu. Artinya, pinjaman itu gak akan membantu kamu. Itu akan membantu sementara saja,” tuturnya.
5. Likuidasi aset yang termiliki jika terdesak
Apabila berada dalam situasi mendesak dan dana darurat sudah habis, likuidasi aset yang bisa menjual. Misalnya, seorang fresh graduate belum memiliki dana darurat tetapi punya motor, itu bisa menjual. Atau pernah beli emas 5 gram, punya saham atau reksa dana, jual saja walau portofolio jelas minus. Daripada gak hidup, kan?
“Prioritas pertama adalah pastikan kamu tetap sehat, apalagi kalau kamu tulang punggung keluarga,” ujarnya.